Surabayapagi.com "Ngeri! Demokrasi Digital Tanpa Kehadiran Negara"
SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Aksi unjuk rasa terhadap penolakan UU Cipta Kerja yang libatkan pelajar, bisa karena bantuan digital. Teknologi Informasi ini mendorong informasi secara cepat sampai ke hampir seluruh kota di Indonesia. Kota besar dan kecil di Pulau Jawa dan luar Jawa. Disini demokrasi digital diserap remaja tanpa difilter. Padahal informasi dari media sosial, kadang sepotong-potong.
Ironis memang. Tak sedikit anak-anak bertukar pikiran dan berpendapat melalui akun-akun media sosial bahkan saling berbagi informasi. Padahal narasi-narasi yang dibahas belum di ketahui keabsahannya.
Fenomena ini menciptakan demokrasi digital yang mampu di akses oleh seluruh lapisan masyarakat melalui akun media sosial tanpa memilah kelas sosial.
Mestinya para pelajar menyaring informasi terkait demokrasi digital.
Dalam perkembangan ini seharusnya negara hadir untuk menata new publik spare.
Demikian pendapat Ahli komunikasi massa dari Unair, Dr Suko Widodo, pakar Cyber crime dan IT dari STIE Perbanas Dr Ronny S.Kom, M.Kom, MH., dan tokoh muda Aliansi Pelajar Surabaya Seno Bagaskoro, saat dihubungi Surabaya Pagi, Kamis (15/10/2020) secara terpisah. Mereka ditanya dampak kecepatan informasi UU Cipta Kerja yang belum valid isunya, tapi sudah menyebar ke berbagai akun medsos anak muda di seluruh Indonesia.
Untuk membaca selengkapnya Klik disini