STIE Perbanas Surabaya sebagai Kampus bisnis dan perbankan yang berwawasan global tidak henti-hentinya bekali lulusan agar jadi berkualitas dan kompetitif. Sejauh ini, beragam metode pembelajaran pun diterapkan mulai dari pendalaman teori hingga praktik, bahkan menghadirkan praktisi yang berkompeten. Hal itulah yang diterapkan Program Studi Sarjana Manajemen saat menggelar Kuliah Tamu Account Officer dan Manajemen Perkreditan pada Rabu, 7 Juni 2017. Bertempat di Auditorium Kampus 1, acara ini diikuti segenap mahasiswa yang menempuh mata kuliah account officer dan manajemen perkreditan, mulai dari Diploma III, Sarjana, hingga Magister.

Ketua Program Sarjana Manajemen, Dr. Muazzaroh, SE,M.MT., mengatakan kuliah ini dimaksudkan untuk membekali para mahasiswa, khususnya yang mengambil konsentrasi Manajemen perbankan. Pihaknya menegaskan, selama ini kuliah tamu dengan menghadirkan praktisi pendidikan maupun orang-orang profesional selalu dilakukan mengingat mahasiswa perlu mengetahui perkembangan ekonomi terkini. "Saat ini kuliah tamu mengusung tema Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Perkreditan Bank. Pematerinya pun berasal dari Komisaris Bank BNI, Dr. Joni Swastanto," jelasnya.

Kuliah tamu yang dimoderatori oleh Dr. Abdul Mongide, MA., para mahasiswa diajak untuk merespon perkembangan perbankan terkini sehingga bisa memahami pola-pola yang bisa diimplementasikan saat masuk di dunia kerja. Berbekal sertifikasi manajemen risiko level dasar dapat dijadikan modal bagi lulusan STIE Perbanas Surabaya untuk bersaing secara kompetitif.

Dr. Joni Swastanto bercerita mahasiswa harus memiliki jiwa kompetitif ketika memasuki dunia kerja. Perbankan senantiasa melakukan penyegaran sumber daya manusia dengan melakukan perekrutan bagi fresh graduates. "Di BNI, kami buka program magang jangka pendek maupun panjang, yakni tiga sampai enam bulan. Magang itu kan latihan, jadi kami pun bisa merekrut anak magang menjadi pegawai Bank BNI jika kinerja mereka kami nilai bagus dan sesuai kebutuhan," paparnya usai mengisi kuliah tamu.

Berkaitan dengan perkembangan perkreditan, beliau menjelaskan pemerintah mendorong adanya peningkatan perkreditan di Indonesia. Akan tetapi, dukungan itu tidak semata-mata melemahkan proses seleksi calon debitur. Pihaknya pun tetap melakukan seleksi sesuai prosedur sehingga calon-calon debitur ini bisa memenuhi persyaratan yang ditetapkan. "Pada umumnya perkembangan perkreditan mengalami peningkatan, di tahun 2016 kemarin angkanya mencapai 9%," pungkasnya. (Kristina.r)