JUL
13
Dosen UHW Perbanas Beri Pelatihan Penerapan Manrisk Untuk BPR Surasari Hutama
Minggu, 13 Juli 2025
Dilihat: 170
.jpg)
Center for Applied Business and Management (CABM) Universitas Hayam Wuruk Perbanas menggelar Pelatihan Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Perekonomian Rakyat (BPR). Bertempat di Swiss Bellin Manyar Surabaya, kegiatan ini diikuti oleh segenap pejabat hingga pegawai perbankan dari BPR Surasari Hutama. Mereka menerima materi dari narasumber, yaitu Prof. Dr. Lutfi, S.E., M.Fin., dan Dr. Anggraeni, S.E., M.Si.
Kepala CABM UHW Perbanas, Dr. Anggraeni, S.E., M.Si., mengatakan pelatihan tersebut terselenggara atas kesepakatan kerja sama kedua belah pihak. Pasalnya, penerapan manajemen risiko bagi BPR berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 13/PJOK.03.2015 dan Surat Edaran (SE) OJK Nomor 1/PJOK.03/2019 sangat diperlukan serta harus dipahami bersama.
”Adanya pelatihan ini, diharapkan pejabat BPR Surasasi Hutama semakin memahami serta mengimplementasikan manajemen risiko sesuai aturan dari Otoritas Jasa Keuangan,” ungkapnya usai pelatihan pada Sabtu (12/7).
Direktur Kepatuhan BPR Surasari Hutama, Diah Ariestiana mengatakan pelatihan tersebut sangat bermanfaat sekali bagi BPR. Sesuai materi yang disampaikan narasumber, menurutnya regulasi terkait manajemen risiko sangat penting.
“Dari pelatihan ini kami bisa sharing-sharing dengan para trainer yang hebat berpengalaman di bidangnya. Dan, kami bisa diberi masukan-masukan, serta diberi studi kasus tentang berbagai risiko, terutama 6 risiko kredit yang sangat berpengaruh bagi BPR,” ungkap Diah.
Sementara, Joko Wahyu Mujiono merasa sangat menyenangkan meski materi yang disampaikan padat tetapi disampaikan dengan cara yang bisa diterima dengan baik. ”Materi-materi yang disampaikan sangat berguna bagi BBR Surasari Hutama karena sangat relate dengan operasional kami terkait dengan manajemen risiko,” jelas Kepala BPR Surasari Hutama cabang Sukorejo.
Kesan senada juga diterima oleh Kepala BPR Surasari Hutama cabang Sidoarjo, Max Christian Suryadi. Menurutnya, pejabat dari BPR sangat perlu untuk mengetahui manajemen resiko.
”Kita harus belajar penerapannya bagaimana, karena kita sebagai BPR dapat mengelola keuangan rakyat. Karena risikonya sangat tinggi, jadi kita perlu belajar mendetail dan mendalam bagaimana cara menangani resiko yang ada, supaya tidak sampai terjadi fraud atau kecurangan lainnya yang akan membuat kerugian,” pungkasnya. (eko/hms)
.jpeg)
.jpeg)